Archive for the ‘Sejarah’ Category

A. Terdapat 4 perbedaan kata ‘amin’ dalam bahasa Arab

  1. “Amin” berarti aman
  2. “Aamin” berarti meminta perlindungan
  3. “Amiin” berarti dapat dipercaya
  4. “Aamiin” berarti kabulkanlah doa kami

Ingat!

“Amien” adalah ucapan yang lazim dilafalkan oleh penyembah berhala (paganisme)

b. Mosque (Masjid) berasal dari kata “Mosquito” yang berarti nyamuk

c. Mecca (Makkah) berarti rumah anggur / bir

d. Mohd (Muhammad) berarti anjing bermulur besar

e. 4JJL (Allah) adalah kepanjangan dari For Judas Jesus Isa al Masih

f. Ass (Salam) berarti “maaf” pantat

g. Asskum (Salam) berarti celakalah kamu

Astaghfirullah!

  • Jika kita ingin menggunakan kata amin, sesuaikanlah dengan ke empat pilihan di atas
  • Jika ingin menggunakan nama Masjid, Makkah, Muhammad, Allah dan Salam (Assalamu’alaikum), gunakanlah sesuai dengan aslinya, tidak perlu dirubah lagi
  • Mohon disebarkan! Terima kasih!

Read Full Post »

A. Holocaust, Kisah Kelam Semitisme

Adolf Hitler dan Tentara Nazi

Dalam propaganda Israel, terdapat enam juta orang Yahudi dibantai Hitler dan pasukan SS Nazi selama Perang Dunia II. Mereka disekap di dalam kamp-kamp konsentrasi, dibiarkan kelaparan, dan dijadikan percobaan senjata gas pembunuh massal. Meskipun pada era sekarang jumlah enam juga itu dianggap hiperbola, namun kisah ini benar adanya, terlepas dari berapa pastinya jumlah korban Yahudi yang sebenarnya. Tapi, apa sebenarnya yang menggerakkan hati Hitler untuk melakukan pembunuhan itu? Mengapa pula ia begitu antisemit? (anti-Yahudi)? Bukankah banyak orang-orang Yahudi yang juga menjadi warga negara Jerman? Banyak yang meyakini bahwa jawabannya The Protocol of Zion (Protokol Zionis).

Protocol of Zion

B. Kontroversi Isi Protocol of Zion

Protokol ini dipandang sebagai cara pandang bangsa Yahudi dalam pergaulannya di dunia internasional yang mencakup segala bidang kehidupan. Mulai dari ekonomi, sosial, politik, hukum, hingga kemanusiaan. Protokol ini dianggap sangat provokatif dan mengedepankan konspirasi demi kepentingan bangsa Yahudi.

Mayer Armshell Rothschild

Dalam versi Mayer Armshell Rothschild, yang disusun pada 1773 di Judenstrasse, Frankfurt, Jerman dan kemudian dipublikasikan di Konferensi Zionis I di Swiss pada 1897, dirilis 25 butir Protokol Zionis berikut ini:

  1. Manusia lebih cenderung pada kejahatan dibandingkan dengan kebaikan. Karenanya, konspirasi harus mewujudkan ‘hasrat alami’ manusia ini. Hal ini akan diterapkan pada sistem pemerintahan dan kekuasaan. Bukankah pada masa dahulu manusia tunduk kepada penguasa tanpa pernah mengeluarkan kritik atau pembangkangan? Undang-undang hanyalah alat untuk membatasi rakyat, bukan untuk penguasa.
  2. Kebebasan politik sesungguhnya khayalan. Walau begitu, konspirasi harus mempropagandakan ini ke tengah rakyat. Jika hal itu sudah dimakan rakyat, maka rakyat akan mudah membuang segala hak dan fasilitas yang telah didapatinya dari penguasa guna memperjuangkan idealisme yang khayal itu. Saat itulah, konspirasi bisa merebut hak dan fasilitas mereka.
  3. Kekuatan uang selalu bisa mengalahkan segalanya. Agama yang bisa menguasai rakyat pada masa dahulu, kini mulai digulung dengan kampanye kebebasan. Namun, rakyat banyak tidak tahu harus melakukan apa dengan kebebasan itu. Inilah tugas konspirasi untuk mengisinya demi kekuasaan dengan kekuatan uang.
  4. Demi tujuan, segala cara boleh dilakukan. Siapapun yang ingin berkuasa, mestilah meraihnya dengan licik, pemerasan, dan pembalikkan opini. Keluhuran budi, etika, moral, dan sebagainya hanya keburukan dalam dunia politik.
  5. Kebenaran adalah kekuatan konspirasi. Dengan kekuatan, segala yang diinginkan akan terlaksana.
  6. Bagi kita yang hendak menaklukkan dunia secara finansial harus tetap menjaga kerahasiaan. Suatu saat, kekuatan konspirasi akan mencapai tingkat di mana tidak ada kekuatan lain yang berani untuk menghalangi atau menghancurkan. Setiap kecerobohan dari dalam, akan merusak program besar yang telah ditulis berabad-abad oleh para pendeta Yahudi.
  7. Simpati rakyat harus diambil agar mereka bisa dimanfaatkan untuk kepentingan konspirasi. Sebab, mereka ‘buta’ dan mudah dipengaruhi. Penguasa tidak akan bisa menggiring rakyat, kecuali ia berlaku sebagai dictator. Inilah satu-satunya jalan.
  8. Beberapa sarana untuk mencapai tujuan adalah minuman keras, narkotika, perusakan moral, seks, suap, dan sebagainya. Hal ini sangat penting untuk menghancurkan norma-norma kesusilaan masyarakat. Karenanya, konspirasi harus merekrut dan mendidik tenaga-tenaga muda untuk dijadikan sarana pencapaian tujuan tersebut.
  9. Konspirasi akan menyalakan api peperangan secara terselubung (bermain di kedua belah pihak). Dengan begitu, konspirasi akan memperoleh manfaat besar, tetapi tetap aman dan efisien. Rakyat akan dilanda kecemasan yang mempermudah bagi konspirasi untuk menguasainya.
  10. Konspirasi sengaja memproduksi slogan agar menjadi ‘tuhan’ bagi rakyat. Dengan slogan itu, pemerintahan aristokrasi keturunan yang tengah berkuasa di Perancis akan diruntuhkan. Setelah itu, konspirasi akan membangun sebuah pemerintahan yang sesuai dengan konspirasi.
  11. Perang yang dikobarkan konspirasi secara diam-diam, harus menyeret negara tetangga agar mereka terjebak hutang. Konspirasi akan memetik keuntungan dari kondisi ini.
  12. Pemerintahan bentukan konspirasi harus diisi dengan orang-orang yang tunduk pada keinginan konspirasi.
  13. Dengan emas, konspirasi akan menguasai opini dunia. Satu orang Yahudi yang menjadi korban, sama dengan seribu orang non-Yahudi (Gentiles/Ghoyim) sebagai balasannya.
  14. Setelah konspirasi berhasil merebut kekuasaan, pemerintahan baru yang dibentuk harus membasmi rezim lama yang dianggap bertanggungjawab atas terjadinya semua kekacauan ini. Hal tersebut akan menjadikan rakyat begitu percaya kepada konspirasi bahwa pemerintahan yang baru adalah pelindung dan pahlawan di mata mereka.
  15. Krisis ekonomi yang dibuat, akan memberikan hak baru kepada konspirasi, yaitu hak pemilik modal dalam penentuan arah kekuasaan. Ini akan menjadi kekuasaan turunan.
  16. Penyusupan ke dalam jantung Freemasonry (organisasi Yahudi internasional paling rahasia) Eropa agar bisa mengefektifkan dan mengefisienkan. Pembentukan Bluemasonry (organisasi bentukan Yahudi) akan bisa dijadikan alat bagi konspirasi untuk memuluskan tujuannya.
  17. Konspirasi akan membakar semangat rakyat hingga ke tingkat histeria. Saat itu, rakyat akan menghancurkan apa saja yang kita mau, termasuk hukum dan agama. Kita akan mudah menghapus nama Tuhan dan asusila dari kehidupan.
  18. Perang jalanan harus ditimbulkan untuk membuat massa panik. Konspirasi akan mengambil keuntungan dari situasi itu.
  19. Konspirasi akan menciptakan diplomat-diplomatnya untuk berfungsi setelah perang usai. Mereka akan menjadi penasihat politik, ekonomi, dan keuangan bagi rezim baru dan juga di tingkat internasional. Dengan demikian, konspirasi bisa semakin menancapkan kukunya dari balik layar.
  20. Monopoli kegiatan perekonomian raksasa dengan dukungan modal yang dimiliki konspirasi adalah syarat utama untuk menundukkan dunia. Dengan begitu, tidak ada satu kekuatan non-Yahudi pun yang bsia menandinginya. Dengan demikian, Yahudi bisa bebas memainkan krisis suatu negeri.
  21. Penguasaan kekayaan alam negeri-negeri non-Yahudi mutlak dilakukan.
  22. Meletuskan perang dan memberinya (menjual) senjata yang paling mematikan akan mempercepat penguasaan suatu negeri, yang tinggal dihuni oleh fakir miskin.
  23. Satu rezim terselubung akan muncul setelah konspirasi berhasil melaksanakan programnya.
  24. Pemuda harus dikuasai dan menjadikan mereka sebagai budah-budahk konspirasi dengan jalan penyebarluasan kemunduran moral dan paham yang menyesatkan.
  25. Konspirasi akan menyalahgunakan Undang-undang yang ada pada suatu negara hingga negara tersebut hancur karenanya.

Terdapat pula versi lain dari Theodor Herzl (penulis dan wartawan kelahiran Budapest) yang disusun pada 1895 di Basel, Swiss dan terdiri atas 24 butir. Sebagian besar isinya sama dengan versi Rothschild. Penegasan Herzl ada pada protocol 5 dan 17 yakni, “Kita harus mencemarkan nama pendeta dan ulama.” Lalu, protokol ke 14 berbunyi, “Diupayakan di dunia hanya ada satu agama, yaitu agama Yahudi.”

 Theodor Herzl

Banyak teoritikus beranggapan, jika protokol sesat ini yang menjadi alasan Hitler membunuhi Yahudi maka dosa tersebut dapat ‘diampuni’. Sebab, Hitler berusaha untuk menghapus rencara konspirasi terbesar di muka bumi yang dapat membahayakan ras-ras yang ada, termasuk ras Arya, yang dipandang Hitler sebagai ras tertinggi di atas bumi. Tetapi tentu saja, tindakan Hitler tidak dapat dibenarkan sepenuhnya. Sebab, bagaimanapun juga pada dirinya telah ada ambisi untuk menaklukan dunia dan ia telah membuktikannya. Sebab, pada masa Nazi, ia berhasil menyatukan sebagian besar wilayah Eropa. Sesuatu yang belum pernah berhasil dicapai oleh diktator manapun sepanjang sejarah.

Adolf Hitler

Tidak semua orang menganggap protokol itu benar dan asli. Para pendukungnya meyakini bahwa teks protokol itu telah dimanipulasi dan merupakan jiplakan dari pamflet-pamflet satire (gaya bahasa yang dipakai dalam kesusastraan untuk menyatakan sindiran) abad ke-18. Pada 1921, majalah Times mempublikasikan tulisan-tulisan yang menuduh bahwa isi teks protokol itu dipalsukan. Mereka menyebutkan bahwa teks protokol itu merupakan jiplakan dari buku Maurice Joly, Dialog Aux Enfers Entre Montesquie et Manchiavel (Dialog di Neraka antara Montesquie dan Machiavelli) pada abad 19.

Maurice Joly

Dialog Aux Enfers Entre Montesquie et Manchiavel

Read Full Post »

A. Sang Koruptor

H.M. Soeharto – Mantan Presiden Indonesia

Sebagai sebuah negara bermartabat, Indonesia patut merasa malu dengan ‘prestasi’ mantan presidennya, H.M. Soeharto, yang oleh Star Initiative PBB ditempatkan sebagai penguasa paling korup sedunia pada 18 September 2007. Kemudian, menurut rilis PBB, kekayaan Soeharto dari hasil korupnya diduga bernilai hingga 35 miliar dollar.

B. Modus Dinasti Soeharto

Kekuatan politik dan bisnis dinasti Soeharto didukung oleh 3 pilar kekuatan. Pertama, istana yang terdiri atas keluarga besar presiden, meliputi anak, cucu, dan saudara, serta sahabat-sahabat terdekat. Kedua, militer dan polisi, dimana keduanya menjadi pendukung utama manuver politik dan bisnis Soeharto. Kekuatan bersenjata saat itu yang menjalin kerjasama dengan keberadaan bisnis dinasti. Pada masa Orde Baru, bisnis angkatan ini merupakan raksasa di bidang-bidang tertentu. Ketiga, partai. Mereka ditempatkan pada berbagai posisi strategis, dari menteri sampai setingkat gubernur, bupati, dan lurah. Tujuannya untuk menjamin keamanan bisnis dan memperlancar arus kas masuk ke pundi-pundi dinasti Soeharto yang berkedok yayasan-yayasan.

Aditjondro (Sosiolog dan mantan wartawan)

Menurut Aditjondro (seorang sosiolog dan mantan wartawan), beberapa cara yang digunakan Soeharto untuk mengumpulkan kekayaannya adalah:

  • Membuat yayasan-yayasan untuk menampung bantuan dari luar negeri maupun dalam negeri. Pengelolaan keuangan yayasan-yayasan itu diserahkan kepada istri, anak, cucu, kerabat, sahabat, dan mantan-mantan jenderal yang dijadikan boneka. Meskipun dana publik banyak terdapat di dalam yayasan, namun pertanggungjawaban keuangannya tidak transparan dan cenderung rekayasa.
  • Mendayagunakan aset-aset bekas era Soekarno yang tidak dilaporkan sebagai harta negara.
Ir. Soekarno dan H.M. Soeharto
  • Mengeluarkan berbagai Keppres (Keputusan Presiden) yang sengata ditujukan untuk membantu dan memperkaya pihak-pihak tertentu. Lalu, penyisihan keuntungan sebesar 2,5 persen masuk ke yayasan-yayasan Soeharto.
  • Mengeluarkan peraturan yang menyebabkan terjadinya monopoli komoditi yang menguntungkan lingkaran Cendana, misalnya monopoli cengkih dan tepung terigu.
  • Menggunakan fasilitas negara untuk memberikan kenyamanan kepada keluarga besar Soeharto. Konon, Pertamina merupakan salah satu ‘ATM’ bagi anak-anak Soeharto setiap kali akan melakukan perjalanan.
Pertamina, salah satu ‘ATM’ anak-anak Soeharto

Dana triliunan yang terkumpul dari yayasan-yayasan itu sebagian besar dipergunakan untuk menyuntikkan modal kerja kepada sejumlah perusahaan-perusahaan milik keluarga dan kerabat. Versi Kejaksaan Agung mengatakan bahwa dana yayasan milik Soeharto diperkirakan telah menebarkan paling sedikit hampir 2 triliun ke perusahaan-perusahaan sejawatnya. Tentu saja versi kejaksaan ini banyak diragukan orang karena jumlah itu dipercaya telah disulap sejadi-jadinya untuk menutupi angka yang sesungguhnya. Salah satu yang paling banyak menerima dana yayasan adalah PT Sempati Air milik putra kesayangannya, Tommy Soeharto dan suntikan modal untuk bank-bank yang dimiliki oleh Bambang Trihatmojo. Terbukti pada krisis 1998, sebagian besar perusahaan tersebut gulung tikar dan dibekukan. Sebab, dikelola secara sembarangan dengan hanya mengandalkan KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme).

PT Sempati Air milik Tommy Soeharto (putra kesayangan H.M. Soeharto)

Bambang Trihatmojo (putra kesayangan Tien Soeharto)

Read Full Post »

Tahun 2003 menjadi tahun paling kelam bagi rakyat Irak karena harus berkali-kali mengalami perang berkepanjangan. Rakyat harus merasakan kerasnya dentuman bom yang dijatuhkan tentara Amerika Serikat (AS) ke rumah-rumah mereka. Merelakan anak-anak dan bayi mereka meregang nyawa oleh peluru dan pecahan granat. Bahkan sampai kini, rakyat Irak masih harus tertatih memungut serpihan-serpihan harapan yang terserak di kota-kota mati.

Rakyat Irak korban tentara AS

A. Fakta yang disembunyikan CIA

Logo Central Intelligence Agency (CIA)

Amerika butuh alasan kuat untuk menyerbu. Seperti biasa, tangan Amerika yang bertugas melakukan propaganda di negara lain adalah CIA (agen militer rahasia). Isunya, ada senjata pemusnah massal di Irak (nuklir). Secara rahasia, gerakan pun dimulai. Uniknya, menjelang serbuan Amerika pada 2003, mereka hanya memiliki satu orang mata-mata yang menyamar sebagai diplomat di sebuah kedutaan besar lain. Hanya satu sumber informasi yang diandalkan sebagai pendukung adalah hubungan mereka dengan Irak National Accord (INA), kelompok oposisi Saddam Hussein yang justru sedang berada di pengasingan.

Logo Irak National Accord (INA) dan Iyad Allawi (Pimpinannya)

Alhasil, bocoran informasi yang mereka berikan telah kadaluwarsa selama 4 tahun. Belum lagi sikap pimpinan INA yang memang ‘mencari muka’ kepada AS agar dapat berkuasa di Irak dengan cara menjatuhkan Saddam (terbukti ia menjadi Perdana Menteri Irak pada masa transisi pasca kejatuhan Saddam Hussein).

Saddam Hussein – pendahulu Iyad Allawi

CIA mulai kehabisan cara untuk mengumpulkan informasi yang bisa menguatkan dugaan bahwa Saddam sedang merancang program senjata pemusnah massal. Pengakuan ini perlu bagi AS untuk lebih meyakinkan sekutunya. Cara lain pun ditempuh, yakni CIA memanfaatkan para keluarga ilmuwan Irak untuk mengorek informasi dari ilmuwan-ilmuwan genius Irak yang diduga terlibat dalam proyek berbahaya Saddam. Hal ini dilakukan karena para ilmuwan Irak yang pernah diwawancarai secara ketat oleh komisi pengawas persenjataan dari PBB mengatakan bahwa kecurigaan AS tak berdasar. Sebab, Irak telah lama menghentikan program nuklir (sejak gencatan senjata dengan Iran). Hal ini pun diakui pula oleh tiga puluh orang keluarga ilmuwan Irak yang menjadi mata-mata. Mereka melaporkan kepada CIA bahwa program pengembangan senjata biologi, kimia, dan nuklir Irak telah lama dihentikan. Gilanya, dengan alasan yang tidak jelas, CIA memilih tidak meneruskan laporan dari mata-mata itu ke Presiden. Akibatnya, Presiden Bush dan jajarannya di Gedung Putih tidak mendapatkan laporan akurat tentang kondisi sebenarnya.

George W. Bush – Presiden Amerika Serikat saat itu

B. Pengakuan yang terlambat

David Kay – Mantan Kepala CIA

David Kay, Kepala CIA yang bertugas memburu senjata pemusnah massal Irak menyatakan keluar dari CIA pada 2004. Secara terbuka ia mengakui bahwa sama sekali tidak ada senjata pemusnah massal di Irak. Kemudian, pada 2005, bos besar CIA pun mengakui bahwa mereka telah membuat kesalahan yang menjadi ‘pukulan telak’ bagi AS. Tapi, apa daya? Ratusan nyawa telah menguap bersama asap mesiu dan mesin-mesin perang. Ratusan perempuan telah menjadi janda karena para lelaki mereka telah direnggut paksa dari rumah mereka yang bersahaja. Ribuan anak telah menjadi yatim piatu. Tidak hanya rakyat Irak, tapi ribuan pasukan AS dan sekutu mati bertempur untuk alasan yang salah.

George Tenet – Bos Besar CIA

Korban serangan tentara AS

Read Full Post »

A. Misteri Pada Malam Takbiran

Dokter pribadi Bung Karno – Dr. R. Soeharto

Dari seorang penutur yang terpercaya, Dr. R. Soeharto yang merupakan dokter pribadi Bung Karno, dikisahkan sebuah sejarah yang tak terungkap selama puluhan tahun kekuasaan Orde Baru. Awal September 1945, persis pada malam takbiran, di rumah Dr. R. Soeharto, Jalan Kramat Raya 128, Jakarta Pusat, cerita itu bermula. Dilakukan sebuah rapat gelap antara Bung Karno dengan seorang misterius bernama Abdul Rajak, yang berlakangan diketahui merupakan nama samaran Tan Malaka.

Tan Malaka

Dalam rapat tersebut, Tan Malaka mengusulkan dirinya menjadi pengganti tunggal pucuk kepemimpinan Republik Indonesisa (RI) apabila dalam suatu kondisi Bung Karno dan Bung Hatta ditangkap atau dibunuh oleh penjajah.

Rapat kedua dilakukan di rumah Mr. Ahmad Soebardjo pada Oktober 1945. Rapat tersebut masih mengusung agenda yang sama mengenai pewaris tahta RI jika Bung Karno-Hatta ditangkap atau dibunuh. Namun, ada penambahan nama yang diusulkan. Hatta (yang memang tidak begitu baik hubungannya dengan Tan Malaka) mengusulkan Sjahrir dan Wongsonegoro. Sementara, Mr. Ahmad Soebardjo mengusulkan Iwa Sumantri. Jadi, urutan pertama tetap Tan Malaka, diikuti dengan Sjahrir, Wongsonegoro, dan Iwa Sumantri.

Mr. Ahmad Soebardjo

Ini menjadi catatan sejarah yang sempat ‘dihilangkan’. Sebab, inilah sejarah politik yang sah mengenai warisan kepemimpinan RI oleh Bung Karno dan Hatta. Dengan adanya kesepakatan tersebut, sebenarnya Tan Malaka-lah yang berhak menjadi Presiden RI kedua jika terjadi apa-apa dengan dwitunggal.

“Jika saya tiada berdaya lagi, saya akan menyerahkan pimpinan revolusi kepada seorang yang telah mahir dalam gerakan revolusioner, Tan Malaka..,” ujar Soekarno saat itu.

Dwitunggal – Soekarno dan Hatta

Pada tahun 1948, dwitunggal (Soekarno-Hatta) ditangkap. Terjadi kekosongan kepemimpinan (referensi lain menyebutkan bahwa sebenarnya tidak terjadi kekosongan karena telah terbentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia di Sumatera Barat).

Tan Malaka

Menurut Tan Malaka, dwitunggal sudah tidak bisa memimpin revolusi sehingga ia mendeklarasikan dirinya sebagai pemimpin revolusi untuk melaksanakan testamen (suatu pernyataan dari orang yang masih hidup yang harus dilaksanakan pada waktu ia mati atau menghilang) politik Soekarno. Banyak sejarawan menganggap tindakan Tan Malaka sudah sesuai dan sah. Jika ini benar, maka presiden kedua RI adalah Tan Malaka, bukan Letnan Jenderal Soeharto, sebagaimana yang kita ketahui saat ini. Akan tetapi, kesimpangsiuran informasi di medan pertempuran pada akhirnya membuat Tan Malaka dipandang sebagai pemberontak yang ingin mengambil alih kekuasaan secara paksa dengan memanfaatkan momentum ditangkapnya dwitunggal. Gerakannya dipandang membahayakan revolusi. Perpecahan pun terjadi di tubuh TKR (Tentara Keamanan Rakyat) pimpinan Jenderal Soedirman ketika itu. Meskipun terjadi perdebatan sejarah mengenai dari siapa komando untuk menghabisi Tan Malaka, akhirnya tentara RI menembak mati Tan Malaka di Kediri.

B. Siapa Tan Malaka?

Tan Malaka

Akibat rezim Orde Baru menyembunyikan rahasia sejarah mengenai Tan Malaka, saat ini masyarakat Indonesia tidak mengenal siapa Tan Malaka. Namun, seorang asing berkebangsaan Belanda, Dr. Harry A. Poeze mengungkapkannya ke publik. Baru pada hari-hari terakhir ini, kita mengetahui bahwa sesungguhnya kita memiliki seorang pewaris kepemimpinan nasional pada masa revolusi dulu.

Dr. Harry A. Poeze

Tan Malaka lebih dulu memperjuangkan revolusi dibandingkan dengan Soekarno-Hatta. Ia pula yang pertama kali memperkenalkan kata Naar de Repoeblik Indonesia (Menuju Republik Indonesia) pada 1925, jauh sebelum Hatta (1928) yang menulis Vrije (Indonesia Merdeka), dan Soekarno (1933) yang menulis Menuju Indonesia Merdeka. Ia adalah revolusioner sejati, keras, dan tanpa ampun kepada penjajah. Bersama Jenderal Soedirman, ia menolak perundingan. Ini pula penyebab mengapa ia berseberangan paham dengan Hatta-Sjahrir yang memilih jalan lunak kepada Belanda sehingga RI harus menanggung utang-utang negeri Belanda sebagai balasan pengakuan mereka terhadap kemerdekaan RI di Konferensi Meja Bundar (KMB). Kemudian, Presiden Soekarno mengangkatnya sebagai Pahlawan Nasional pada 1963.

Tan Malaka

Read Full Post »

A. Akar Kebencian Bangsa Jerman Pada Yahudi

Kenangan akan sebuah lokasi di Polandia, bernama kamp Auschwitz, masih menyisakan trauma mendalam bagi bangsa Yahudi. Orang-orang Yahudi yang ditakuti Hitler dianggapnya akan memicu Revolusi Bolshevik sebagaimana yang terjadi di Rusia sehingga menghancurkan negeri para Tsar (gelar raja-raja Rusia dahulu) itu. Karenanya, Yahudi dijadikan Hitler sebagai musuh yang harus segera dibinasakan sebelum mereka sempat memupuk kekuatan. Ada juga teori yang mengatakan bahwa Hitler sangat khawatir dan kesal dengan propaganda The Protocol of Zion milik bangsa Yahudi yang bercita-cita menjadi pemimpin dunia.

Lambang Zionis Yahudi

Kemudian, kebencian terhadap bangsa Yahudi yang melanda rakyat Jerman dipicu oleh sikap masyarakat Jerman keturunan Yahudi yang menentang keinginan Jerman untuk berperang. Ras Arya, yang merupakan mayoritas di Jerman, menganggap orang-orang Yahudi sebagai ‘parasit’, yakni, “Mau mendapatkan kemakmuran dari negara Jerman, tapi menolak membela negara untuk berperang.” Bahkan, Hitler menyebut orang-orang Yahudi Jerman sebagai sekumpulan imigran yang merugikan Jerman.

Akhirnya, rakyat Jerman yang banyak menjadi buruh para juragan Yahudi, mendukung penuh sikap Hitler. Mereka menyebut diri mereka sebagai korban-korban penindasan ekonomi oleh orang-orang Yahudi di negara sendiri.

B. Desain Kematian Untuk Yahudi

Hitler yang dibantu bala terntaranya, mulai mengatur rencana dengan menggiring para tawanan Yahudi yang terdiri atas laki-laki, perempuan, dan anak-anak. Di kamp-kamp konsentrasi milik Jerman, mereka dipaksa bekerja dan jarang diberi makanan serta obat-obatan. Sejarah pun mencatat ada sekitar 12.000 orang Yahudi setiap harinya dibakar dan dipaksa untuk menghirup gas sianida di ruangan-ruangan pengap hingga tewas. Era kelam ini disebut holocaust yang dalam istilah Yahudi berarti terbakar atau bencana.

Tekanan kepada orang-orang Yahudi bermula dari gerakan antisemit (antizionis) yang disuarakan pemerintah. Tentara dan masyarakat bahu-membahu memberantas bisnis-bisnis para imigran Yahudi pada 1933 hingga 1935. Puncaknya, pada September 1935 dilakukan sebuah gerakan yang disebut sebagai The Final Solution (solusi akhir) yang dicanangkan melalui sebuah konferensi di Nurenberg.

Orang-orang Hitler segera mendata asal usul kelahiran dan juga data-data mengenai perkawinan dan kematian penduduk Jerman keturunan Yahudi. Sinagog-sinagog (tempat ibadah orang Yahudi) diperiksa untuk mencari data-data. Razia pun dilakukan di perkampungan-perkampungan yang menjadi komunitas imigran Yahudi. Tidak ada perlakuan berbeda terhadap laki-laki, perempuan, maupun anak-anak. Mereka semua digiring masuk ke truk-truk serdadu dan dikirim ke lokasi penahanan di wilayah Auschwitz, Polandia. Dari sinilah awal ketakutan bermula.

Adolf Hitler dan Nazi

Mereka (para tawanan Yahudi) digiring dalam keadaan kurus kering, lapar, dan telanjang ke dalam kamar-kamar pengap yang sudah dipasang pipa-pipa. Mereka tak mengerti untuk apa pipa-pipa di atas kepada mereka. Setelah ditinggalkan di kamar tersebut, pipa-pipa itu mengeluarkan gas sianida. Saat mereka menghidup, racun sianida itu pun masuk dalam paru-paru dan meracuni sel-sel darah mereka.

Ada juga versi lain yang mengatakan bahwa tentara Jerman juga menyuntikkan zat kimia zyklon-B dengan dosis melebihi ambang batas sehingga sedikit demi sedikit mereka menjadi kurus kering dan membuncit (seperti malnutrisi). Zat tersebut mengambil asupan gizi dengan mempercepat reproduksi epidemi dan bakteri sehingga orang Yahudi mengidap malnutrisi.

Lalu, mereka yang sudah tak berdaya, diseret ke kamar gas dan sebagian lagi dibakar. Peristiwa ini dipropagandakan sebagai holocaust, sebuah tragedi genosida massal yang memakan enam juta orang korban dari bangsa Yahudi.

C. Ketika Gerakan Antisemit Mempertanyakan Kebenaran

Israel mengklaim bahwa lebih dari enam juta orang Yahudi tewas pada masa kekejaman Hitler dan pasukan Nazinya menguasai Eropa. Orang-orang Yahudi ditangkap dan dipenjarakan dalam kamp-kamp konsentrasi Jerman. Mereka dibiarkan kelaparan, disiksa, dan dijadikan kelinci percobaan senjata kimia buatan para ahli Jerman. Propaganda inilah yang menjadi keyakinan masyarakat dunia sejak lama. Hingga kemudian seorang Ahmadinejad (Presiden Iran) muncul dan berkata, “Holocaust itu sebuah kebohongan!”.

Presiden Iran – Ahmadinejad

Tidak hanya pemimpin Iran itu yang yakin bahwa Israel telah merekayasa jumlah Yahudi yang menjadi korban Nazi, tetapi Presiden Venezuela juga membantah keras klaim 6 juta orang yang selama ini dipercaya. Keduanya yakin bahwa angka tersebut hanya bentuk propaganda Israel untuk mencari simpati dunia agar melupakan kekejaman dan penjajahan Israel sendiri terhadap negara-negara Islam di Timur Tengah, khususnya Palestina. Hal ini juga merupakan strategi Israel agar dunia merasa berhutang kepada bangsa Yahudi. Terbukti bahwa Israel merupakan negara penerima bantuan keuangan dan teknologi paling banyak dari para raksasa ekonomi dan teknologi internasional.

Wilayah Palestina menyusut sejak periode 1946-2000 dikarenakan kekejaman Zionis Israel

D. Penyelidikan Berujung Penjara

Para penentang holocaust biasanya disebut sebagai ‘revisionis’. Mereka aktif melakukan penyelidikan kebenaran peristiwa kelam holocaust, meskipun telah ada ancaman dari sepuluh negara Eropa bagi siapa saja yang meragukan kebenarannya. Mereka akan dituduh sebagai antisemit dan akan ditangkap serta dipenjarakan di sejumlah negara, termasuk Perancis, Polandia, Austria, Swiss, Belgia, Rumania, dan Jerman sendiri.

Presiden Palestina terpilih, Dr. Mahmoud Abbas, dalam disertasinya meragukan kebenaran keberadaan kamar gas yang digunakan untuk membunuh orang-orang Yahudi. Ia mengatakan bahwa angka korban Yahudi yang terbunuh tak lebih dari 1 juta orang, bukan 6 juta.

Presiden Palestina – Dr. Mahmoud Abbas

Tak hanya itu, dari kalangan ilmuan barat sendiri ada beberapa yang menyangkal kebenaran holocaust, seperti Roger Garaudy (pengarang asal Perancis), Prof. Robert Faurisson (ilmuan asal Inggris), Ernst Zundel (tokoh revisionis kelahiran Jerman), dan David Irving (ahli sejarah asal Inggris). Ironisnya, hampir semuanya dinyatakan bersalah dan dijebloskan ke dalam penjara. Contohnya pada peristiwa 2007 yang menimpa Ernst Zundel yang mengakibatkan dirinya di penjara selama 5 tahun.

Ernst Zundel

Herbert Schaller, pengacara yang mewakilinya mengatakan bahwa semua bukti tentang adanya holocaust hanya berdasarkan pengakuan korban-korbannya, bukan atas fakta-fakta yang jelas. Kemudian, pada 1964, Paul Rassinier, korban holocaust yang selamat, menerbitkan buku memoar berjudul The Drama of European Jews yang mempertanyakan apa yang di yakini dari holocaust selama ini. Ia mengklaim dalam bukunya bahwa tidak ada kebijakan pemusnahan massal oleh Nazi terhadap Yahudi, tak ada kamar gas, dan jumlah korban tidak sebesar itu.

Sementara itu, tentang tragedi di Auschwitz, Robert Faurisson, seorang professor literatur dari University of Lyons mengklaim bahwa penyakit tipuslah yang membunuh para tawanan, bukannya kamar gas. Pernyataan Robert Faurisson semakin diperkuat dengan penyelidikan teknis seorang ahli konstruksi dan instalasi alat eksekusi dari AS, Fred Leuchter. Fred pergi ke Auschwitz untuk melakukan penyelidikan dan mengetes tempat itu. Kesimpulan dari hasil penelitian tersebut bahwa kamar gas di Auschwitz memang ada, tapi tidak mungkin digunakan untuk membunuh orang.

Prof. Robert Faurisson

Di sisi lain, para revisionis mengklaim bahwa kamar gas itu berisi zat zyklon-B untuk pengasapan pakaian agar bakteri-bakteri di pakaian mati. Jadi, tidak mungkin digunakan untuk mengeksekusi manusia.

Keraguan-keraguan revisionis bersumber dari tidak adanya dokumen Jerman yang berisi tentang rencana pemusnahan massal orang Yahudi di Eropa, seperti dokumen tentang perintah, rencana, anggaran, dan rancangan senjata untuk pemusnahan Yahudi. Bahkan, seorang Winston Churchill, yang menulis 6 jilid karya monumentalnya, The Second World War, tidak sekalipun menyinggung adanya program Nazi untuk membantai orang Yahudi. Demikian pula Jenderal Eisenhower yang dalam tulisannya Crusade in Europe, juga tidak ada menyinggung mengenai kamar-kamar gas. Fakta yang ada hanyalah ucapan-ucapan petinggi Nazi yang menggambarkan kebencian terhadap Yahudi.

Winston Churchill

Jadi, sungguh aneh, tidak ada jejak-jejak catatan tertinggal yang dapat membuktikan kebenaran adanya pemusnahan orang-orang Yahudi oleh Hitler dan tentaranya. Jika memang benar angka korban genosida sebombastis itu (6 juta orang), tentunya akan ada kecaman yang terdata dari Paus, Organisasi Palang Merah, atau pemimpin-pemimpin dunia ketika itu.

Read Full Post »